Kata Pengantar
Buku kecil dengan judul “Tata Surya”
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan media pembelajaran
geografi, yang nantinya diharapkan bukan hanya sebagai buku kecil saja, namun
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi
pembacanya.
Ucapan terimakasih kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan buku ini, yang tidak dapat Saya sebutkan
satu persatu. Yang telah memberikan segala bentuk bantuan baik motivasi maupun
dorongan semangat untuk penyelesaian buku ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk
pembuatan dan kesempurnaan buku kecil ini, namun bukan mustahil dalam pembuatan
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu Saya mengharapkan saran dan
kritik yang dapat dijadikan masukan untuk lebih baiknya lagi buku ini.
Malang, 21 September 2011
Editor,
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI
.................................................................................................................................. 2
ABSTRAK
.....................................................................................................................................
4
BAB I PEMBENTUKAN TATA SURYA
A.
Hipotesis
Nebula ........................................................................................................... 5
B.
Hipotesis
Planetsimal ..................................................................................................... 6
C.
Hipotesis
pasang Surut Bintang ...................................................................................... 7
D.
Hipotesis
Kondensasi ..................................................................................................... 7
E.
Hipotesis
Bintang Kembar .............................................................................................. 8
BAB II ANGGOTA TATA SURYA
A.
Matahari
........................................................................................................................ 9
B.
Meteor
.......................................................................................................................... 11
C.
Asteroid
........................................................................................................................ 12
D.
Komet
........................................................................................................................... 14
BAB III PLANET-PLANET
A.
Planet
Dalam ................................................................................................................ 16
B.
Planet
Luar ................................................................................................................... 23
PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................................................. 27
B.
Saran
........................................................................................................................... 27
DAFTAR
RUJUKAN
PENULIS
ABSTRAK
Kata
kunci: tata surya, planet, bintang
PEMBENTUKAN TATA SURYA
A.
Hipotesis
Nebula
Kabut ini terbentuk dari debu,
es, dan gas
yang disebut nebula, dan unsur gas yang
sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya
menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut
memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa
terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar
ke sekeliling matahari. Akibat gaya
gravitasi, gas-gas tersebut
memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit
berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari
pembentukan mereka.
B.
Hipotesis
Planetsimal
Hipotesis planetisimal pertama
kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya
kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan
matahari, pada masa awal pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan
terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal
matahari, menarik materi berulang kali dari matahari.
Efek gravitasi bintang
mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di
orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka
sebut planetisimal dan beberapa yang besar
sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut
bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara
sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
C.
Hipotesis
pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang
pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917.
Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.
Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi
dari matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya
pasang surut bersama mereka, yang
kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa
tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula
astronom Henry Norris Russell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
D.
Hipotesis
Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya
dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950.
Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
E.
Hipotesis
Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya
dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang
hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
Gambaran
umum Tata Surya: Matahari, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, dan
Eris.
|
ANGGOTA TATA SURYA
A.
Matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan
komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk
bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi
yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk
radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari
dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran
tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan
dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, matahari termasuk
cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram
Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu
permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang.
Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan matahari letaknya persis di
tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih
panas dari matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup
dan dingin adalah umum.
Dipercayai
bahwa posisi matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak
hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan
untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal
kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari
kecermelangan sekarang.
Matahari
secara metalisitas dikategorikan sebagai
bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada
tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak
unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam
sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II".
Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak.
Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam
semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini. Bintang-bintang
tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai
kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini
diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya,
karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal.
B. Meteor
Meteor
adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer bumi, lazim disebut sebagai bintang
jatuh. Penampakan tersebut disebabkan oleh panas yang dihasilkan oleh tekanan ram (bukan oleh gesekan, sebagaimana
anggapan umum sebelum ini) pada saat meteoroid memasuki atmosfer. Meteor yang
sangat terang, lebih terang daripada penampakan Planet Venus, dapat disebut sebagai bolide.
Jika suatu meteoroid tidak
habis terbakar dalam perjalanannya di atmosfer dan mencapai permukaan bumi,
benda yang dihasilkan disebut meteorit. Meteor yang menabrak bumi atau objek lain dapat
membentuk impact crater.
C.
Asteroid
Asteroid, kadang disebut juga sebagai planet
minor atau planetoid, adalah benda berukuran
lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya
terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih
dalam dari orbit Planet Neptunus). Asteroid
berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma sementara asteroid tidak.
Sudah
sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan, dan kini
penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus, 2006, dari total
339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang
cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350 memiliki
nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa
planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan
nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto) yaitu 129342 Ependes.
Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam
sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta.
Astéroid
terluas dapam sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan
diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya
memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang
kadang-kadnag terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup
jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis.
Sudah sebanyak ratusan ribu asteroid di dalam tatasurya kita diketemukan,
dan kini penemuan baru itu rata-rata sebanyak 5000 buah per bulannya. Pada 27 Agustus, 2006, dari total
339.376 planet kecil yang terdaftar, 136.563 di antaranya memiliki orbit yang
cukup dikenal sehingga bisa diberi nomor resmi yang permanen. Di antara planet-planet tersebut, 13.350 memiliki
nama resmi (trivia: kira-kira 650 di antara nama ini memerlukan tanda pengenal). Nomor terbawah tetapi berupa
planet kecil tak bernama yaitu (3360) 1981 VA; planet kecil yang dinamai dengan
nomor teratas (kecuali planet katai 136199 Eris serta 134340 Pluto) yaitu 129342 Ependes.
Kini diperkirakan bahwa asteroid yang berdiameter lebih dari 1 km dalam
sistem tatasurya tatasurya berjumlah total antara 1.1 hingga 1.9 juta. Astéroid
terluas dapam sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 1 Ceres, dengan
diameter 900-1000 km. Dua asteroid sabuk sistem tatasurya sebelah dalam yaitu 2 Pallas dan 4 Vesta; keduanya
memiliki diameter ~500 km. Vesta merupakan asteroid sabuk paling utama yang
kadang-kadnag terlihat oleh mata telanjang (pada beberapa kejadian yang cukup
jarang, asteroid yang dekat dengan bumi dapat terlihat tanpa bantuan teknis;
lihat 99942 Apophis).
D.
Komet
Komet adalah benda angkasa yang mirip asteroid, tetapi
hampir seluruhnya terbentuk dari gas (karbon dioksida, metana, air) dan debu yang
membeku. Komet memiliki orbit atau lintasan yang berbentuk elips, lebih
lonjong dan panjang daripada orbit planet. Komet yang cerah pastinya menarik
perhatian ramai.
Ketika komet
menghampiri bagian-dalam Tata Surya, radiasi
dari matahari menyebabkan lapisan es terluarnya menguap. Arus debu
dan gas yang dihasilkan membentuk suatu atmosfer yang besar tetapi sangat tipis
di sekeliling komet, disebut coma. Akibat tekanan radiasi matahari dan angin matahari pada coma
ini, terbentuklah ekor raksasa yang menjauhi matahari.
Coma dan
ekor komet membalikkan cahaya matahari dan bisa dilihat dari bumi jika komet
itu cukup dekat. Ekor komet berbeda-beda bentuk dan ukurannya. Semakin dekat
komet tersebut dengan matahari, semakin panjanglah ekornya. Ada juga komet yang
tidak berekor.
Komet
bergerak mengelilingi matahari berkali-kali, tetapi peredarannya memakan waktu
yang lama. Komet dibedakankan menurut rentangan waktu orbitnya. Rentangan waktu pendek adalah
kurang dari 200 tahun dan rentangan waktu yang panjang adalah lebih dari 200
tahun. Secara umumnya bentuk orbit komet adalah elips.
Ada beberapa
komet yang terkenal, misalnya:
PLANET-PLANET
A.
Planet
Dalam
1.
Merkurius
Merkurius
adalah planet di terkecil di dalam tata surya dan juga yang terdekat dengan Matahari dengan kala revolusi 88 hari.
Kecerahan planet ini berkisar diantara -2 sampai 5,5 dalam magnitudo tampak namun tidak mudah
terlihat karena sudut pandangnya dengan matahari kecil (dengan rentangan paling
jauh sebesar 28,3 derajat. Merkurius hanya bisa terlihat pada saat subuh atau
maghrib. Tidak begitu banyak yang diketahui tentang Merkurius karena hanya satu
pesawat antariksa yang pernah mendekatinya
yaitu Mariner 10 pada tahun 1974 sampai 1975.
Mariner 10 hanya berhasil
memetakan sekitar 40 sampai 45 persen dari permukaan planet.
Mirip dengan Bulan, Merkurius mempunyai banyak kawah dan juga tidak mempunyai satelit alami serta atmosfir.
Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari
kekuatan medan magnet bumi. Suhu permukaan dari Merkurius berkisar antara 90
sampai 700 Kelvin (-180 sampai 430 derajat
selsius). Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari jaman orang
Sumeria pada milenium ke tiga
sebelum masehi.
Bangsa Romawi menamakan planet ini dengan nama
salah satu dari dewa mereka, Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani dan Nabu pada mitologi
Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius adalah abstraksi dari kepala
Merkurius sang dewa dengan topi bersayap diatas caduceus. Orang Yunani pada jaman
Hesiod menamai Merkurius
Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi mereka mengira
bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang berbeda, yang satu hanya
tampak pada saat matahari terbit dan yang satunya lagi hanya tampak pada saat
matahari terbenam.
Di India, Merkurius
dinamai Budha (बुध),
anak dari Candra sang bulan. Di budaya Tiongkok, Korea,
Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan
"bintang air". Orang-orang Ibrani
menamakannya Kokhav Hamah "bintang dari yang panas" ("yang
panas" maksudnya matahari). Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada
Bumi (4879,4 km), dan 40% lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih
kecil (walaupun lebih padat) daripada bulan Jupiter, Ganymede dan bulan
Saturnus, Titan.
2.
Venus
Venus
adalah planet terdekat kedua dari matahari setelah Merkurius. Planet ini memiliki
radius 6.052 km dan mengelilingi matahari dalam waktu 225 hari. Atmosfer Venus
mengandung 97% karbondioksida (CO2) dan 3% nitrogen, sehingga hampir tidak mungkin
terdapat kehidupan.
Arah rotasi Venus berlawanan dengan arah
rotasi planet-planet lain. Selain itu, jangka waktu rotasi Venus lebih lama
daripada jangka waktu revolusinya dalam mengelilingi matahari.
Kandungan atmosfernya yang pekat
dengan CO2 menyebabkan suhu permukaannya sangat tinggi akibat efek rumah kaca. Atmosfer Venus tebal dan
selalu diselubungi oleh awan. Pakar astrobiologi berspekulasi bahwa pada
lapisan awan Venus termobakteri tertentu masih dapat
melangsungkan kehidupan.
3.
Bumi
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di
lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C
hingga 55°C bergantung pada iklim setempat. Sehari di dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama
dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per
meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain.
Bumi diperkirakan tersusun
atas inti
dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti
luar
yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer
membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.
4.
Mars
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi
kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara
yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi
udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan
alat bantu pernafasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah
ini, sampai penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana,
meskipun yang amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah
satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama
687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya
24,62 jam.
Di planet Mars, terdapat
sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah
perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti
dari peradaban yang telah lama musnah di
Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah
sebuah kenampakan
alam
biasa.
B.
Planet
Luar
1.
Yupiter
Jarak rata-rata antara Jupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km. Jupiter adalah planet terbesar
dan terberat dengan diameter 14.980 km dan memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan
periode revolusi adalah 11,86 tahun.
Di permukaan planet ini
terdapat bintik merah raksasa. Atmosfer Jupiter mengandung hidrogen (H), helium (He), metana (CH4), dan amonia (NH3).
Suhu di permukaan planet ini berkisar dari -140oC sampai dengan 21oC.
Seperti planet lain, Jupiter tersusun atas
unsur besi dan unsur
berat
lainnya. Jupiter memiliki 63 satelit, di antaranya Io, Europa, Ganymede, Callisto (Galilean moons).
2.
Saturnus
Saturnus adalah sebuah planet yang terletak di tata surya dimana
planet ini terkenal sebagai planet bercincin. Jarak Saturnus sangat jauh dari Matahari. Karena
itulah, Saturnus tampak tidak terlalu cerah dari Bumi. Saturnus berevolusi dalam waktu
29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus, dan Matahari akan berada dalam
satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang
sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit.
Saturnus memiliki kerapatan yang rendah karena
sebagian besar zat penyusunnya berupa gas dan cairan. Inti Saturnus
diperkirakan terdiri dari batuan padat. Atmosfer Saturnus
tersusun atas gas amonia dan metana. Hal ini tentu tidak memungkinkan
adanya kehidupan di Saturnus.
Cincin
Saturnus sangat unik. Terdapat beribu-ribu cincin yang mengelilingi planet ini.
Bahan pembentuk cincin ini masih belum diketahui. Para ilmuwan berpendapat,
cincin itu tidak mungkin terbuat dari lempengan padat karena akan hancur oleh gaya sentrifugal. Namun, tidak mungkin juga terbuat
dari zat cair karena gaya sentrifugal akan mengakibatkan timbulnya gelombang.
Jadi, sejauh ini, diperkirakan yang paling mungkin membentuk cincin-cincin itu
adalah bongkahan-bongkahan es meteorit.
3.
Uranus
Uranus adalah planet terjauh ke-7 dari Matahari setelah Saturnus, ditemukan pada 1781 oleh William Herschel (1738-1822). Perhitungan cermat
orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Kemudian
Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit
Uranus.
Uranus memiliki jarak dengan
Matahari sebesar 2875 juta km. Uranus memiliki diameter mencapai 51.118 km dan memiliki massa 14,54 massa Bumi. Periode rotasi planet ini adalah 17,25 jam, sedangkan
periode revolusi adalah 84 tahun. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan berwarna
hijau dan biru. Uranus memiliki 18 satelit alami, diantaranya Ariel, Umbriel,
Miranda, Titania, dan Oberon. Bentuk planet ini mirip
dengan Bulan
dengan permukaan terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini
adalah besi dan unsur berat lainnya. Planet Neptunus memiliki 8 buah satelit, di antaranya Triton dan Proteus.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tata surya merukan susunan
kompleks dari jagat raya yang ada di dunia. Tata surya terdiri atau tersusun
dari berbagai macam benda-banda langit, seperti: bintang, planet, meteor,
komet, asteroid, dll.
Planet-planet yang ada di jagad raya
ini terhitung ada 8 planet yang diakui, yaitu: Merkurius, Venus, Buni, Mars,
Saturnus, Uranus, Yupiter, Neptunus.
B. Saran
Banyak sekali pengetahuan
yang dapat kita peroleh dari alam semesta. Sebaiknya kita lebih bersahabat lagi
dengan alam yang amat luas dan memiliki banyak pengetahuan untuk kita petik. Selamat
dan semangat belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Atik,
Udayanti, dkk. 2004. Geografi Untuk SMU kelas 1. Bekasi: PT.Galaxy Puspa Mega
KETERANGAN
Penggunaan
Huruf, Found 8, 11, 12, dan 24
Line
speacing 1 untuk awal abstrak dan keterangan
Line
speacing 1,5 untuk isi
Huruf
yang digunakan Times New Rowman
Andalus
Page
Setup:
Margin
Top : 2 cm
Left : 2 cm
Bottom : 2 cm
Right : 2 cm
Orientation : Landscape
Paper : letter
Pages : 2 pages pes sheet
Tentang Penulis
Arrizaqu
El Savitri, lahir di Gresik, 24 Februari 1992. Lulus MA Kanjeng sepuh tahun
2010, Kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang.
Buku
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan media pembelajaran
geografi. Dengan adanya tugas membuat buku ini diharapkan dapat melatih
kreatifitas mahasiswa untuk membuat buku ini bagi peserta didiknya kelak.
Untuk lebih jelasnya silahkan download
disini